Teks foto: Ketua DWP Pekanbaru, Fitriyani Jamil, memamerkan Tenun Pekanbaru Perahu Anak Dagang, pada Pekanbaru Fair and Expo

Tenun Pekanbaru Perahu Anak Dagang Sapa Dunia, Ini Filosofinya


PEKANBARU - Dalam Rangka hari jadi Kota Pekanbaru ke-238, Puan Aspekraf bersama tim Ekraf  feat Ondy Project menggelar fasion show hasil karya kain Tenun Pekanbaru, di Pekanbaru Fair and Expo 2022 di Mal Living Wold Pekanbaru, Rabu (15/6/20222).

Menurut Koordinator Puan Aspekraf Riau Irna Juita, ajang fashion show karya hasil tenun Pekanbaru ini merupakan salah satu program mempromosikan hasil karya pengrajin tenun Pekanbaru, sekaligus bersampena dengan HUT Kota Pekanbaru ke-238.

“Diharapkan dengan kagiatan ini, masayarakat semakin mengenal Tenun Pekanbaru sebagai warisan leluhur bangsa dan menjadikannya tuan rumah di negeri sendiri,. Semoga dengan Tenun Pekanbaru mampu meningkatkan ekonomi para pangrajinnya dan menjadi PAD Kota Pekanbaru,” kata Irna.

Sementara itu Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pekanbaru Fitriyani Jamil, menyatanya dirinya sangat bersemangat dalam kegiatan ini. Karena acara Tenun Pekanbaru Menyapa Dunia disambut sangat meriah ditengah masyarakat Pekanbaru.

"Hari ini, para model fashion show mencoba memperkenalkan kain tenun Pekanbaru sebagai model kekinian yang siap digunakan sebagai dresscode sehari - hari. Ini budaya yang harus diperkenalkan kepada generasi Pekanbaru," kata Firayani Jamil.

Fitrayani juga menjelaskan panjang lebar mengenai filosofi Tenun Pekanbaru yang bernama "Perahu Anak Dagang".

Dirinya menjabarukan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang tak hanya dianugerahi bentangan alam yang sangat memukau, namun juga memiliki kekayaan budaya yang begitu beragam. Salah satunya bisa kita lihat dari ragam kain tradisional di setiap daerah. Baik dilihat dari motif, pola, maupun warnanya, kain-kain tradisional di Indonesia itu berbeda satu dengan yang lainnya. Selain indah, keunikan ragam kain yang diwariskan secara turun temurun ini ternyata sarat akan filosofi dan cerita.

Ditilik dari sejarah kota Pekanbaru, pada masa dahulu hanya sebuah dusun kecil yang dikenal dengan sebutan Dusun Senapelan, yang dikepalai oleh seorang Batin (kepala dusun). Dalam perkembangannya, Dusun Senapelan berpindah ke tempat pemukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung Sekaki, yang terletak di tepi Muara Sungai Siak. Perkembangan Dusun Senapelan ini erat kaitannya dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Pada masa itu, raja Siak Sri Indrapura yang keempat, Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah, bergelar Tengku Alam (1766-1780 M.), menetap di Senapelan, yang kemudian membangun istananya di Kampung Bukit berdekatan dengan Dusun Senapelan (di sekitar Mesjid Raya Pekanbaru sekarang). Pembangunan kota Phekan Baru dilanjutkan Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah adalah Sultan ke 5 Kerajaan Siak yang dikenal dengan Marhum Pekan yang juga pendiri kota Pekanbaru melanjutkan yang telah dirintis oleh Ayah beliau sehingga menjadi suatu pekan (pasar) yang besar dan ramai sebagai cikal bakal berdirinya Kota Pekanbaru saat ini

 Selanjutnya, pada hari Selasa tanggal 21 Rajab 1204 H atau tanggal 23 Juni 1784 M., berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi Pekan Baharu. Sejak saat itu, setiap tanggal 23 Juni ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru. Mulai saat itu pula, sebutan Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai populer dengan sebutan Pekan Baharu. Sejalan dengan perkembangannya, kini Pekan Baharu lebih populer disebut dengan sebutan Kota Pekanbaru, dan oleh pemerintah daerah ditetapkan sebagai ibukota Provinsi Riau.

Sejarah kota Pekanbaru ini akan kami tuangkan dalam bentuk filosofi kerajinan tenun, yang mengutamakan kearifan budaya lokal. Menurut Dan River yang dikutip oleh Wildati (1997:12) “tenunan adalah proses membuat kain pada alat tenun dengan menyilangkan masing-masing benang lungsi dan benang pakan”. Agustiennyo berpendapat (1980:80) “tenunan dibuat dari benang adalah benang lungsi dan benang pakan yang dipersilangkan. Songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsin.


Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau juga memiliki tenunan yang menjadikan kebanggaannya, yakni kain tenunan songket. Kain ini merupakan jenis tenunan yang terbuat dari benang kapas serta diberi hiasan sulaman benang emas, benang perak, atau sutera. Awalnya, kain tenun  dibuat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan hanya dikenakan pada acara-acara adat atau ritual keagamaan. Kini, kain tenun digunakan sehari-hari dan banyak dibuat untuk dijadikan sebagai buah tangan andalan dari Riau. Dengan berkembangnya zaman, maka kami Darmawanita Persatuan Kota Pekanbaru mengusung ide menciptakan tenun Kota Pekanbaru dengan motif perahu anak dagang dengan dikombinasikan riak gelombang di tepian kain. Ukuran kain 112 X250 cm  warna kain biru .dimana persilangan benang lrentang hitam dan benang pakan biru. Adapun motif riak jarak 5 cm dari tepi kain ke motif kaki kain , dilanjutkan Jarak 5 cm dari tepi kain dgn motif dada. Disamping itu ada jarak 4 cm dari motif siku di dada ke taburan pertama. Kemudian jarak 6 cm dari motif riak air ke taburan pertama.dilanjutkan dengan Jarak 11 cm dari taburan pertama ke taburan dua  menyamping. Terakhir jarak 12 cm dari taburan pertama ke taburan dua (bersebelahan).

Secara simbolis dan filosofis, kain tenun Pekanbaru memiliki makna yang mendalam. Sebagai contoh, motif perahu dianggap sebagai simbol perjalanan hidup manusia yang berdagang dan berlabuh di perairan sungai siak yang terletak di penggiran Kota Pekanbaru, dan terkenal dengan sungai terdalam di Indonesia.

Motif perahu anak dagang ini dianggap sebagai kendaraan yang membawa perjalanan kehidupan manusia, mulai dari masa kelahiran, masa anak-anak, remaja, dewasa, masa perkawinan, hingga kematian. Disamping itu perahu anak dagang ini merupakan simbolnya kota Pekanbaru sebagai pusat perdagangan dari zaman ke zaman.

Filosofi motif gelombang/ riak air pasang surut di pinggir kain disusun yang merupakan gelombang/riak air ditepian sepanjang sungai siak menyimbolkan nuansa kehidupan ada pasang surut, naik turun dalam menjalani kehidupan, baik dalam berkeluarga maupun dalam usaha mengais rezeki sebagai anak dagang yang mengadu nasib di kota Pekanbaru.

Perahu anak dagang juga menggambarkan filosofi 5 pilar kota Pekanbaru sebagai kota Smart Madani. Salah satunya dengan Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Berbasiskan Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Padat  Modal, pada Tiga Sektor Unggulan, yaitu Jasa, Perdagangan dan Industri. Dengan demikian tenun Pekanbaru dengan motif perahu anak dagang dan riak gelombang di tepian kain merupakan dinamika kehidupan arus perdagangan di kota Pekanbaru yang berdampak pada perdagangan dan industridi kota Pekanbaru hingga saat ini.

Penggunaan tenun Pekanbaru juga mencerminkan status sosial seseorang dalam masyarakat adat, apakah dia sebagai tokoh adat atau tokoh masyarakat. Dengan demikian kami Darmawanita Persatuan  Kota Pekanbaru  berharap tenunan dengan motif perahu anak dagang ini akan membuka peluang bagi penenun dan UMKM untuk mengembangkan usaha industri rumahan ini, sehingga geliat ekonomi di kota Pekanbaru menjadi lebih pesat sebagai kota Industri dan mampu bersaing dengan tenunan dari derah lain.

Perahu anak dagang juga menggambarkan filosofi 5 pilar kota Pekanbaru sebagai kota Smart Madani. Salah satunya dengan Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Berbasiskan Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Padat  Modal, pada Tiga Sektor Unggulan, yaitu Jasa, Perdagangan dan Industri. Dengan demikian tenun Pekanbaru dengan motif perahu anak dagang dan riak gelombang di tepian kain merupakan dinamika kehidupan arus perdagangan di kota Pekanbaru yang berdampak pada perdagangan dan industridi kota Pekanbaru hingga saat ini.

Penggunaantenun Pekanbaru juga mencerminkan status sosial seseorang dalam masyarakat adat, apakah dia sebagai tokoh adat atau tokoh masyarakat. Dengan demikian kami Darmawanita Persatuan  Kota Pekanbaru  berharap tenunan dengan motif perahu anak dagang ini akan membuka peluang bagi penenun dan UMKM untuk mengembangkan usaha industri rumahan ini, sehingga geliat ekonomi di kota Pekanbaru menjadi lebih pesat sebagai kota Industri dan mampu bersaing dengan tenunan dari derah lain.

Listrik Indonesia


Tim Redaksi

Tulis Komentar

Terkini

Terpopuler

Jasa Backlink Media Nasional
Jasa Media Placement
Jasa Press Release Murah