Teks foto: Wali Kota (Wako) Pekanbaru, H Agung Nugroho SE MM hadir langsung ke rumah duka, MA (13) korban yang meninggal dunia diduga akibat bullying, Minggu (23/11/2025) malam

Temui Keluarga MA, Wako Agung Sampaikan Langsung Ungkapan Berlangsungkawa


PEKANBARU - Wali Kota (Wako) Pekanbaru, H Agung Nugroho SE MM hadir langsung ke rumah duka, MA (13) korban yang meninggal dunia diduga akibat bullying, Ahad (23/11/2025) malam. 

Wako Agung ingin memastikan dan mengecek langsung kondisi di sana. Ia juga ingin mengetahui peristiwa apa yang dialami murid SD 108 Pekanbaru itu. 

"Abis maghrib saya datang, warga kalau ada yang meninggal atau sakit saya membiasakan untuk datang. Tadi saya di laporkan ada anak yang meninggal, dan berbincang dengan keluarga," ujarnya. 

Wako Agung bersama Ketua TP PKK Pekanbaru, Hj Sulastri Agung melakukan takziah di rumah duka. Agung juga menyatakan pemerintah kota siap membantu apa yang dibutuhkan keluarga. 

Sementara penyebab apakah korban meninggal dunia akibat bullying belum bisa dipastikan. Saat ini Deswita, orangtua korban sudah mengikhlaskan kepergian korban.  

Orangtua korban menyatakan bahwa MA sebelumnya memiliki penyakit bawaan. Korban diketahui memiliki riwayat penyakit jantung dan rematik. 

Deswita juga mengucapkan terimakasih atas kedatangan Wako Pekanbaru, Agung Nugroho dan jajaran pemerintah kota yang langsung hadir bertakziah dan memastikan kondisi sebenarnya. 

Disisi lain, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, bakal menurunkan tim untuk menelusuri dugaan aksi bullying di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 108. Nantinya juga ada tim pengawas dari dinas untuk menggali fakta yang ada. 

Tim ini sengaja diturunkan pasca adanya dugaan aksi bullying terhadap salah satu murid di sekolah tersebut. MA (13) murid kelas 6 di sekolah tersebut meninggal dunia, setelah diduga mengalami aksi bullying. 

"Besok pagi kita turunkan tim, merunut kronologis kejadian-kejadian yang terjadi," kata Plt Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Masykur Tarmizi usai melayat ke rumah duka MA. 

Menurutnya, tim bakal meminta keterangan kepada kepala sekolah, guru, orangtua korban, hingga teman-teman korban. 

Selain itu, orangtua korban juga mengakui bahwa korban memiliki penyakit jantung dan rematik. 

"Kita juga menelusuri informasi adanya dugaan penyakit penyerta. Penyakit penyerta ini juga kita minta keterangan dari pihak medis," ulasnya. 

Mereka ingin memastikan apakah korban memang meninggal dunia karena adanya tindak kekerasan dari bullying, atau ada indikasi dari penyakit penyerta. 
 

Listrik Indonesia


Tim Redaksi

Tulis Komentar

Terkini

Terpopuler

Jasa Backlink Media Nasional
Jasa Media Placement
Jasa Press Release Murah