PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, tampilkan maskot Rumah Tuan Kadi dan Gajah Sumatera di pameran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-43 tingkat Provinsi Riau 2025 yang digelar di Kabupaten Bengkalis. 

Miniatur Rumah Singgah Tuan Kadi, sebagai salah satu ikon budaya Kota Pekanbaru sengaja ditampilkan pada pameran agar masyarakat mengetahui lebih dalam terkait sejarah budaya melayu. "Kalau daerah kabupaten lain menghadirkan tema masjid dan yang lainnya, Pekanbaru berbeda dengan yang lain, karena hari ini kita tema nya Rumah Tuan Kadi, dan Gajah Domang-Tari," ujar Agung di lokasi MTQ Riau, Sabtu (28/6/2024). 

Menurutnya, maskot gajah Domang dan Tari merupakan dua anak gajah jinak, yang menjadi simbol konservasi di jantung Riau yang hijau, Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Di sana, perlahan berubah wajah. Perambahan yang kian masif terus menekan ruang hidup gajah Sumatera. 

Domang dan Tari bukan sekadar hewan, mereka adalah duta konservasi. Sejak kecil dilatih untuk berinteraksi dengan manusia, keduanya kerap dilibatkan dalam patroli penggembalaan gajah liar atau menyambut tamu dan peneliti yang datang.  Tapi kedamaian di sekitar mereka tidak lagi utuh. Kawasan konservasi itu porak-poranda oleh alih fungsi lahan. Hutan alam berubah menjadi kebun sawit ilegal. 

"Kami menyuarakan ini dan berharap agar semuanya juga menyuarakan, selamatkan hutan. Di sini kami sampaikan, dari Pekanbaru save Tesso Nilo," ucap Agung. 

Sementara maskot Rumah Tuan Kadi, menjadi simbol budaya melayu. Dihadapan Gubernur Riau, Abdul Wahid dan kepala daerah lainnya, Agung menyebut jika ingin melihat budaya kreatif Melayu bisa datang langsung ke kawasan Rumah Singgah Tuan Kadi setiap malam akhir pekan. Pemko Pekanbaru kini menghidupkan kembali kawasan Rumah Singgah Tuan Kadi, sebagai salah satu pusat budaya kreatif melayu.